Terlalu Sering Menggendong Bayi Tak Baik?

Sebagian orangtua menganggap terlalu sering menggendong tak baik untuk bayi. Padahal di usia tertentu, justru bayi butuh digendong.

Dokter spesialis anak, dr Attila Dewanti, SpA (K) mengatakan pada dua bulan pertama, kebiasaan menggendong dibolehkan karena bisa menenangkan bayi dan ini menjadi cara untuk membantu bayi beradaptasi.

"Menggendong tergantung usia. Kalau bayi baru lahir direbahkan saja biasanya sering menangis karena bayi satu bulan lebih rewel. Jadi dua bulan pertama boleh sering digendong karena ini menenangkannya," jelas dr Attila dalam talkshow perawatan bayi diadakan Tabloid Nakita dan Brawijaya Women & Children Hospital, Jakarta.

Menurut dr Attila, pada dua bulan pertama, bayi butuh sering digendong sebagai cara penyesuaian dengan lingkungan di sekitarnya. Bayi sejak dalam rahim mendengar detak jantung ibunya. Saat bayi tidur di boks, ia merasakan suasana hening yang tak biasa baginya. Ia belum bisa beradaptasi dengan baik akhirnya bayi kerap menangis.

"Kalau digendong, bayi nyaman karena ia mendengar detak jantung ibunya, yang biasa ia dengar saat masih dalam kandungan, jadi ini menenangkannya," jelasnya.

Menggendong juga bisa meningkatkan bonding. Sambil menggendong ibu bisa mengajak bayi bicara. Cara ini juga membantu merangsang sel saraf bayi. Jadi, sambil menggendong ibu bisa membantu menstimulasi otak bayi yang berkaitan dengan perkembangan kecerdasannya.

Meski menggendong baik pada bayi baru lahir hingga usia dua bulan, dr Attila juga sepakat pada orangtua yang beranggapan tak baik terlalu sering menggendong bayi yang sudah semakin besar.

Terlalu sering menggendong anak justru bisa mengurangi kesempatannya untuk mengeksplorasi diri yang bermanfaat bagi tumbuh kembangnya.



sumber: http://female.kompas.com/.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar