Banyak sekali kejadian-kejadian yang bisa dialami keluarga kita
sewaktu-waktu. Mulai dari terkena bencana alam, kecelakaan, atau ada
saudara yang meninggal. Kita tidak ingin dan tidak merencakan hal itu
terjadi, tapi bukan kita kan yang menentukan.
Setelah mengalami
kejadian tersebut, kita mungkin merasa lemah baik secara fisik maupun
psikis. Tapi ingat, anak Anda juga membutuhkan seseorang untuk
membuatnya bangkit dan tidak larut dalam kesedihan tersebut.
Seperti
yang diulas dalam mayoclinic.com, ada bermacam-macam perubahan emosi
pada anak setelah dirinya mengalami suatu kejadian terutama yang tragis,
seperti ketakutan, shock, amarah, dan sedih yang berkelanjutan.
Selain itu, umur anak Anda juga berpengaruh pada usahanya dalam mengatasi stres yang ia rasakan, misalnya:
- Balita atau usia playgroup dan TK
Anak-anak
pada usia ini bisa jadi sulit dalam membiasakan perubahan yang ada
setelah adanya kejadian tersebut. Mereka juga akan melihat bahkan meniru
dari emosi dan perilaku Anda, apakah Anda tetap tegar atau kehilangan
semangat.
- Anak-anak usia SD dan awal SMP
Anak-anak pada
usia ini bisa mengalami mimpi buruk atau kesulitan saat tidur, takut
saat akan pergi ke sekolah, susah berkonsentrasi atau menjadi pemarah
tanpa alasan yang jelas.
- Remaja usia akhir SMP dan SMA
Ada yang tidak mengakui bahwa mereka bersedih, tapi ada juga yang menjadi pemberontak.
Jadi,
disinilah peran Anda untuk selalu memotivasi anak dan lebih mendekatkan
diri pada mereka.
Kalau hal diatas masih dialaminya 2-4 minggu lebih,
mungkin Anda bisa meminta bantuan untuk melakukan konsultasi dengan
seorang psikolog misalnya untuk mengatasi traumanya.
http://www.vemale.com/topik/kesehatan-anak/34232-apa-saja-reaksi-anak-setelah-mengalami-kejadian-tragis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar