lulur tradisional alami

Anak Autisma Ternyata Bisa Sembuh


Beberapa anak yang secara akurat terdiagnosa Autisme diduga dapat sembuh yang ditandai dengan hilangnya gejala dan diagnosa Autisme ketika mereka mulai tumbuh besar. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional Amerika terhadap 112 anak dengan Autisme telah mematahkan kepercayaan sebelumnya, bahwa Autisme diderita seumur hidup.


Meskipun tidak dijabarkan secara konklusif, penelitian yang diterbitkan di Jurnal Psikologi Anak dan Psikiatri menyatakan bahwa sebagian anak akan sembuh dari Autisme. Meski begitu, para ahli menyatakan, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hasil penelitian ini.

"Meskipun diagnosa autisme biasanya tidak hilang dari waktu ke waktu, tapi temuan ini menunjukkan bahwa ada rentang kemungkinan yang sangat luas untuk berubah, dari kepercayaan sebelumnya yang menyatakan tidak mungkin," ujar Dokter Thomas Insel, Direktur Institut Kesehatan Mental Nasional Amerika, kepada situs berita BBC News, Rabu 16 Januari 2013.

Dokter Deborah Fein dan timnya dari University of Connecticut mempelajari 34 anak yang saat kecilnya terdiagnosa autisme. Namun begitu 34 anak itu memasuki usia sekolah, gejala autisme yang mereka alami secara perlahan mulai berkurang.

Pada tes dan pengamatan kemampuan kognitif, serta laporan dari orang tua mereka, 34 anak tersebut tidak memiliki gejala atau kekhususan saat di sekolah. Layaknya teman sekelas mereka, 34 anak itu secara kasat mata tidak berbeda dengan anak normal lainnya di kelas mereka.

Anak - anak yang terdiagnosa autisme itu tidak menunjukkan tanda - tanda permasalahan dengan bahasa, komunikasi, pengenalan wajah, atau interaksi sosial. Sebagai perbandingan, tim peneliti juga mempelajari 44 anak lain dengan usia, jenis kelamin, dan tingkat IQ non verbal namun memiliki diagnosa autisme tingkat tinggi, yang dianggap dapat mempengaruhi kondisi 34 anak tersebut.

Hasilnya menunjukkan, bahwa 34 anak dengan autisme yang belajar dan berinteraksi dalam lingkup normal yang optimal memiliki defisit interaksi sosial yang lebih sedikit dibandingkan dengan 44 anak dengan terdiagnosa autisme tinggi di kelompok yang satunya. Meski begitu, mereka masih memiliki gejala autisme ringan seperti perilaku repetitif dan masalah komunikasi yang sebagian agak parah.

Karena itu, para peneliti kembali memeriksa ketepatan diagnosa awal mereka terhadap 34 anak dengan autisme yang menjadi subjek penelitian. Tapi hingga diagnosa ulang dilakukan, Deborah Fein dan tim penelitinya menegaskan, tidak menemukan kejanggalan atau sesuatu yang salah dalam diagnosa mereka.

sumber: tempo.co

0 komentar:

Posting Komentar